Beranda | Artikel
Berbaik Sangka kepada Allah
Selasa, 30 Juli 2024

Bersama Pemateri :
Syaikh Abdurrazzaq bin Abdil Muhsin Al-Badr

Berbaik Sangka kepada Allah adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Hadits-Hadits Perbaikan Hati. Pembahasan ini disampaikan oleh Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr pada Senin, 23 Al-Muharram 1446 H / 29 Juli 2024 M.

Kajian Islam Ilmiah Tentang Berbaik Sangka kepada Allah

يَقُولُ اللهُ تَعَالَى: أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي

“Allah Ta’ala berkata, ‘Sesungguhnya Aku diatas persangkaan hamba-Ku terhadap-Ku.`” (HR. Bukhari dan Muslim)

Juga, Imam Ahmad meriwayatkan dari sahabat Watsilah bin Asqa’ Radhiyallahu ‘Anhu. Beliau berkata:

سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي، فَلْيَظُنَّ بِي مَا شَاءَ

“Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: Allah ‘Azza wa Jalla berkata, ‘Aku diatas persangkaan hamba-Ku terhadap-Ku, maka hendaklah dia bersangka terhadap-Ku apa yang ia kehendaki.`” (HR. Ahmad)

Imam Ahmad meriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman,

أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي، إِنْ ظَنَّ خَيْرًا فَلَهُ وَإِنْ ظَنَّ شَرًّا فَلَهُ

“Aku diatas persangkaan hamba-Ku terhadap-Ku. Jika ia bersangka baik kepada-Ku, maka itu untuknya. Jika ia bersangka buruk kepada-Ku, maka itu untuknya.” (HR. Ahmad)

Imam Muslim meriwayatkan dari sahabat Jabir Radhiyallahu ‘Anhu. Ia mengatakan, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda tiga hari menjelang beliau wafat,

لَا يَمُوتَنَّ أَحَدُكُمْ إِلَّا وَهُوَ يُحْسِنُ الظَّنَّ بِاللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ

“Jangan sampai salah seorang di antara kalian meninggal kecuali dia berada dalam persangkaan baik kepada Allah ‘Azza wa Jalla.” (HR. Muslim)

Imam Ahmad menambahkan dalam salah satu riwayatnya,

فَإِنَّ قَوْمًا قَدْ أَرْدَاهُمْ سُوءُ ظَنِّهِمْ بِاللَّهِ

“Karena sesungguhnya satu kaum telah binasa karena buruk sangka mereka kepada Allah ‘Azza wa Jalla.” (HR. Ahmad)

Allah Ta’ala berfirman,

وَذَٰلِكُمْ ظَنُّكُمُ الَّذِي ظَنَنتُم بِرَبِّكُمْ أَرْدَاكُمْ فَأَصْبَحْتُم مِّنَ الْخَاسِرِينَ

“Itulah persangkaan buruk yang kalian sangkakan kepada Allah yang membinasakan kalian sehingga kalian menjadi orang yang merugi.” (QS. Fussilat [41]: 23)

Sesungguhnya, di antara ibadah hati yang sangat agung dan kewajiban iman yang mulia adalah persangkaan baik kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Bersangka baik kepada Allah adalah kedudukan yang sangat tinggi dalam agama. Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan mengecewakan hamba yang berbaik sangka kepada-Nya. Allah ‘Azza wa Jalla tidak pernah mengecewakan harapan orang yang berharap kepada-Nya dan tidak menyia-nyiakan amalan orang yang beramal untuk-Nya. Allah Ta’ala berfirman,

فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ

“Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat baik.” (QS. At-Tawbah [9]: 120)

Sungguh banyak bukti yang menunjukkan besarnya kedudukan persangkaan baik kepada Allah ‘Azza wa Jalla, serta pengaruh-pengaruh besar dan buah-buah penuh berkah di dunia dan di akhirat yang didapatkan oleh orang yang selalu bersangka baik kepada Allah. Bersangka baik kepada Allah adalah ibadah yang agung dan ketaatan yang mulia. Semakin kuat persangkaan baik tersebut, semakin indah buah yang dihasilkan, serta dampak-dampak terpuji di dunia dan di akhirat.

Berprasangka baik kepada Allah adalah cabang dari makrifatullah, yaitu pengenalan seorang hamba kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Semakin seorang hamba mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala, semakin ia mengetahui nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Dan bahwasannya Allah ‘Azza wa Jalla Maha Luas rahmat-Nya, Maha Luas ilmu-Nya, Maha Pengampun, Maha Penyayang, Maha Penerima taubat, Maha Pemurah, Maha Baik, menerima taubat dari hamba-hamba-Nya. Allah mengampuni dosa-dosa mereka dan tidak ada sesuatu yang sulit untuk diampuni oleh-Nya. Allah Maha Luas ampunan-Nya.

Sifat-sifat Allah yang mulia dan luhur. Semakin seseorang mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka dia akan semakin bersangka baik kepada-Nya. Sumber dari persangkaan baik kepada Allah adalah karena mengenal Allah ‘Azza wa Jalla serta mengetahui nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Semua nama-nama dan sifat-sifat Allah ‘Azza wa Jalla mengandung penghambaan dan ubudiyah khusus. Ini perkara yang penting untuk dipelajari.

Contohnya apabila seorang Muslim mengetahui bahwa di antara nama Allah adalah Al-Ghaffar (Maha Pengampun). Hal ini akan membuatnya bersangka baik kepada Allah ketika beristighfar. Ia akan selalu berusaha untuk banyak meminta ampunan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, memohon agar dosa dan kesalahan-Nya diampuni.

Apabila seorang hamba mengetahui bahwa di antara nama Allah adalah At-Tawwab (Maha Penerima Taubat), dan Allah menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan mengampuni kesalahan-kesalahannya, maka dia akan berprasangka baik kepada Allah. Yaitu bahwa Allah menerima taubatnya, meskipun sangat banyak dosa dan sangat besar maksiat yang ia kerjakan. Apabila dosanya sangat besar, maka Allah sangat luas ampunannya. Allah menerima taubat dari siapapun yang bertaubat kepada-Nya, betapapun banyak dosa, maksiat dan kesalahan yang ia lakukan. Allah Ta’ala berfirman,

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

“Katakanlah: ‘Wahai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.`” (QS. Az-Zumar[39]: 53)

Dan apabila seorang hamba tertimpa musibah, penyakit, atau kesulitan, ia tetap bersangka baik kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bahwasannya Allah Maha Penyembuh; tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari Allah ‘Azza wa Jalla. Sebagaimana perkataan Kekasih Allah ‘Azza wa Jalla, Nabi Ibrahim alaihis salam:

وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ

“Apabila aku sakit, maka Dialah yang menyembuhkanku.” (QS. Asy-Syu’ara [26]: 80)

Ini termasuk persangkaan baik kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena betapapun berat kesulitan yang menimpa seorang hamba, hendaklah ia selalu bersangka baik kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Hendaklah ia bersangka baik bahwa Allah akan menyembuhkannya dan mengangkat kesulitannya.

Apabila ia berdoa, ia bisa menggunakan doa yang diajarkan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam,

اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَأْسَ اشْفِهِ وَأَنْتَ الشَّافِي لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا

“Ya Allah, Tuhan manusia, hilangkanlah penyakit, sembuhkanlah dia. Engkau Maha Penyembuh, tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit sedikit pun.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dengan doa ini, seorang hamba berprasangka baik kepada Allah bahwa Allah akan mengabulkan doanya, Allah akan mengangkat penyakit darinya, Allah akan menghilangkan kesulitan darinya.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download dan simak mp3 yang penuh manfaat ini.

Downlod MP3 Ceramah Agama Tentang Berbaik Sangka kepada Allah


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/54326-berbaik-sangka-kepada-allah-2/